Minimalisir Kekerasan 835 Satgas Kembali Ditatar

LIMBOTO - Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Gorontalo masih tinggi. Tercatat hingga Agustus sudah ada 23 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Yang lebih memirikan 13 kasus diantaranya merupakan kekerasan seksual, yang sebagian besar dilakukan oleh orang terdekat. Tingginya potensi kekerasan ini, membuat Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gorontalo, gencar melakukan upayah preventif dalam mencegah kekerasan tersebut. Salah satunya dengan  memperkuat peranan Satuan Tugas (Satgas)  Pencegahan Kekeraasan Terhadap Anak dan Perempuan. Seperti yang terlihat kemarin (24/8), dimana ratusan Satgas pencegahan dan penanganan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak se Kabupaten Gorontalo kembali dibekali di O-Mart Gorontalo.

Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo yang diwakili Asisten Pemerintahan Selmin Papeo dalam sambutannya berharap banyak dengan Satgas-satgas yang dibentuk saat. Pasalnya bagi Selmin, kekerasan terhadap anak dan perempuan terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap hak-hak dari perempuan dan anak yang butuh perlindungan.
"Kita berharap satgas-satgas ini menjadi perpanjangtangan pemerintah ditingkat bawah, sama-sama kita memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak dari aksi kekerasan," ujar Selmin Papeo.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dewi Masita Usman, menjelaskan ada 835 orang Satgat yang sudah dibentuk di 19 Kecamatan. Selain mengandeng masyarakat, dalam pencegahan kekerasan ini pihak Dinas, Satgas dibentuk juga dari unsur PKK yang memiliki jaringan dasawisama hingga tingkat bawah. Ada juga tokoh masyarakat, dan juga tokoh agama lewat majelis taklim. Pelibatan tokoh agama ini dirasa sangat jitu dalam memberikan muatan-muatan agama kepada masyarakat.
"Karena setelah kita kroscek dilapangan, banyaknya kekerasan ini karena mereka kurang paham tentang ilmu agama," tambah Dewi Masita.
Disamping itu ada juga pembuatan Belle Lo Mongitomoli yang menjadi markas TP2A ditingkat bawah. Keberadaan Belle ini akan memudahkan masyarakat untuk melaporkan atau berkonsultasi jika terjadi kekerasan. Karena ternyata banyak kasus yang tidak terungkap, disebabkan sulitnya masyarakat ditingkat pelosok untuk datang melapor TP2A.
"Dalam waktu dekat ini juga kita akan membangun kerjasama denngan pihak Kepolisian, Pengadilan dan juga Kejaksaan. Sehingga kita bisa bersama-sama mencegah tindak kekerasan," pungkasnya.


SUASANA pembukaan pelatihan Satgas Pencegahan dan penanganan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak tingkat Kabupaten Gorontalo. (MAIS-HMS)

Comments

Popular Posts